"Balaskan kecurangannya,
dengan kata maaf seluas jagad raya,
selapang dada yang kamu punya"
aneh sekali,
mengapa ada orang yang ringan menebar janji-
pun dengan ringannya ditanam dalam dalam janji itu; ia kira bisa dilupakan; tertanam di bawah rasa keremehan.
lucunya,
di katakan setiap inci detail janjinya sebagai bukti keyakinannya,
tulus sekali ucapannya,
lembut sekali nadanya.
tanpa diketahui, dibelokannya perbuatan dan diingkarinya janji yang sudah ia rangkai sendiri.
kecewa?
di wkwk-in saja kali, ya.
bak diterkam raksasa yang siap merenggut bahagianya; rasanya pada saat itu.
lebih jauh,
syukur sekali.
di perlihatkan sedikit demi sedikit kehidupan,
bahwa tak semuanya hidup dengan cara yang kau punya.
bagi beberapa-
kata-kata bukanlah pegangan.
cukup berupa pemanis agar tujuannya bisa tercapai.
beberapa lagi,
setiap kata adalah pertanda,
alasan keputusan yang bisa ia ambil selanjutnya.
baiklah,
coba telaah ini sedikit demi sedikit.
sebelum melantunkan bait-bait aksaramu,
pikirkan baik-baik; apakah benar itu kamu?
kalau diterka lebih lama dan nyatanya sama sekali bukan, ubah sedikit banyak ramuanmu.
bukankah ketika orang lain sudah terlanjur meneguknya ia akan segera menyatu dengan ramuannya?
sayang sekali,
jika ada yang sudah minum,
eh keracunan.
kamu salah bikin ramuan,
lebih dalam-
kata kata yang kamu campurkan bukan kamu, aslinya.
hingga gampang saja,
kau putar arah sembari menampakkan raut wajah tak berdosa.
lihai sekali, ya.
bagi beberapa yang mudah luluh,
dimaafkannya lagi, dipercaya lagi.
bagi beberapa yang lain,
satu kepercayaan yang sudah diretakkan akan membuat ia mempertanyakan semua hal yang selanjutnya ia perbuat; tak ada hal yang sama, lagi.
kuharap itu bukan kamu,
yang senantiasa melemparkan wujud palsu dan tidak bertanggung jawab setelah menghancurkan wujud asli lain yang sudah kau pukul rata.
bertanggung jawab selalu, ya.
kata kata itu cerminan diri kamu,
bisa jadi kamu bertemu orang yang tak perduli apa katamu, apa perbuatanmu, ia hanya melihat sekilas dan tidak menerka-nerka siapa kamu.
Lain lagi,
siapa tau kamu bertemu orang yang melihat apapun itu detail setiap lekuk perbuatanmu, ucapanmu.
ia paham betul seperti apa jika kau berkata ini, maka kau akan berbuat ini.
hati hati bermain dengan orang yang gemar merangkai tulisan,
siapa tau,
setiap perbuatan yang sudah kamu torehkan
diabadikannya disebuah paduan kata; berbalut makna; yang amat dalam.
bagus jika kau yang menjadi alasannya tersenyum,
pun bagus jika kau yang membuatnya menangis tersedu-sedu.
setidaknya, ada orang lain yang bisa mengambil pelajaran,
bahwa tak selamanya ekspektasi sesuai realita.
tak semuanya janji, dapat diwujudkan nyata.
Untuk hari ini,
setiap luka adalah pelajaran.
setiap janji,
bukan lagi untuk dipercaya.
tapi sebagai penguat apabila nanti bisa menjadi nyata,
dan sebagai jenaka apabila kandas diingkarinya.