SeJarah Seafood Crab kepiting

SeJarah Seafood Crab kepiting
masakan Kepiting saus Asam Manis Melayu

Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumat, 27 Agustus 2021




 

 

Geommu (also transliterated Gummu, Kommu) is a traditional sword dance practiced in Korea. Geommu is performed with special costume, dance moves, and music. The dance is known for its grace in performance. Extra emphasis is placed on the movement of the costuming, notably the sleeves, in harmony with the movements of the dancer. The symbolic use of ssang dan geom, i.e. a replica of dual short swords, keeps to the militaristic origins of this dance. Geom-mu has become a dance of great beauty and is treasured as the South Korea's 12th Important Intangible Cultural Property.

 

History[edit]

Detail from an early-19th-century Korean painting titled "Ssanggeom daemu" (雙劍對舞) by Hyewon, depicting a kisaeng performing Geommu.

According to legend, Geommu originated during the later portion of the Three Kingdoms of Korea with estimates placing it near 660 AD. At that time, Korea was divided into the three kingdoms, Silla, Baekje, and Goguryeo. The legend of Geommu states that a young boy in Silla named Hwangchang had an unusual talent for sword dance.[1] His talent brought him great fame, even in the enemy kingdom, Baekje. One day, a king of Baekje invited him to his court to perform his great skill. The boy performed but in an act of great defiance killed the king before the royal assembly. Hwangchang was executed by the Baekje military. People in Shilla expressed their respect and sorrow at Hwangchangs death by dancing in imitation of Hwangchangs abilities, adorning a mask which was made to resemble his face. Thereafter, people named this dance "Hwangchangmu.[2]

Surviving as a folk dance and cultural asset, Geommu was considerably changed during the Joseon Dynasty period from 1392 through 1910. At that point Geommu was rearranged by the Royal Court and recreated by the Kisaeng. The Kisaeng learned the formalized dance through the Gwonbeon, a pre-Korean War performance institution comparable to the Geisha tradition of Japan. One major change was the Kisaeng performers discontinued wearing the traditional mask while dancing Geommu. Geommu has remained a Court dance in the form of Jinju Geommu but has also retained its status as a primarily female dance. Geommu was also modified to use a replica sword while performing to prevent accidental injuries to the performer and audience

 

Costume and sword[edit]

Swords

Dancers of Geommu wear Hanbok, Kwaeja (overcoat), Jeon-Dae (belt), and Jeon-Rip (military style cap). Hanbok is the traditional Korean dress that consists of Chima (a skirt) and Jeogori (a jacket). These elements combine to form a stylized version of the Joseon Dynasty military uniform. The costume traditionally has the colors of blue, red, yellow, green and black but many regional variations exist. The Jinju region has a blue Chima and a jade green Jeogori. Gwangju in the Jeolla province has a red Chima and a light green Jeogori.

The knife or Kal () is the replica sword used in Geom-mu, also referred to as a short sword, dan geom or dan do (단검/단도). Between the blade and the handle of a Kal are three rings. These three rings have varying sizes and make sounds when performers dance the Geom-mu.

Performing Geommu

Geommu is a group dancing activity performed by 6 to 8 performers. It has two unique characters which are Chum-sawi, a dance motion, and 'Changdan, rhythmic cycle or long and short. There are three typical motions, Ipchum-sawi, Anjeon-sawi, and Yeonpungdae. In Ipchum-sawi the dancers form two rows and stand face to face. Anjeon-sawi is to dance kneeling down while maintaining the two rows of Ipchum-sawi. The last motion, Yeonpungdae, the dancers form a circle and rotate in pattern.

Variations

Geommu is a compound of the Korean words "Geom", meaning sword, and "mu", meaning dance. This name applies to the base martial form of the dance. The dance is also known by the term Hwangchangmu in reference to its origin story. The royal court version of the dance is called Jinju Geommu.

Geommu and Changdan rhythmic patterns

 

In Geommu, special rhythmic cycles called Changdan appear. Changdan is usually made by Janggu, a double-headed hourglass drum and Buk, a barrel drum. In Korea there are many variations of Changdan with each name designating a certain type of meter, tempo, and beat. Basic nature of Korean rhythmic patterns may be described as having these four main characteristics (Garland encyclopedia of world: East Asia- China, Japan, Korea, p. 901).

·         A length of time, short enough to be held easily in memory and quickly recognized.

·         A sense of speed (not tempo, which is related to beat)

·         A typical meter, which fills the length of time

·         Characteristic events the rhythmic pattern

Types of traditional Korean music in Geommu

The traditional Korean music of Geommu is Samhyeon-Nyukgak. Originally, Samhyeon designated three chordophones, Geomungo, Gayageum, and Hyangbipa and Nyukgak designated Buk, Janggu, Haegeum, and Piri at the Unified Shilla period from 654 to 780. The significance of Samhyeon had disappeared and remained the import of Nyukgak. Nowadays Samhyeonnyukgak indicates the wind instrumental music. It is used to accompany marching and dancing with 6 instruments, Haegeum, Janggu, Buk, Daegeum, and two Piri. Haegeum is a string instrument, resembling a violin. [Jangu] and [buk] are drums. Janggu is made from a hollow wooden body and two leather skins. The two sides produce sounds of different pitch and tone. Puk is a barrel-shaped with a round wooden body covered on both ends with animal skin. It is played with both an open hand and a wooden stick in the other hand. Daegeum and Piri are aerophones. Daegeum is a large bamboo transverse flute and Piri is a double reed instrument made of bamboo. Its large reed and cylindrical bore gives it a sound mellower than that of many other types of oboe.

Preservation

Many parts of Geommu have been lost over time. South Korea established a law in 1962 named the Cultural Properties Protection Act in order to protect Geommu and other intangible cultural properties. Geommu was named as the 12th intangible cultural property by law in 1967. Geommu is actively preserved and practiced primarily in the Jinju, Gyeongsangnamdo, South Korea.

 

But we can see this culture many variant in world there is 10 country the dance sword culture see and explore in social media wiki google Microsoft and more

England my second home after Korea have too dance sword and this is following example 10 dance in world

 

10 Tari Pedang di Dunia yang Menarik untuk Diketahui

Ditulis oleh Siti Hasanah - Diperbaharui 24 Juni 2021

Tari pedang merupakan tarian rakyat yang menggunakan pedang sebagai propertinya. Tarian ini menampilkan tema-tema seperti pertempuran manusia, pengorbanan hewan untuk kesuburan, dan pertahanan terhadap roh jahat. Secara garis besar, tari pedang dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan polanya. 

Banyak negara di dunia yang mempunyai tari pedang sebagai keseniannya. Tari yang menampilkan kegagahan ini mulanya sering ditampilkan pada ritual-ritual tertentu. Apa saja sih macam-macam tari pedang yang ada di dunia? Yuk kita simak uraian berikut ini!

1. Kenbu Jepang 

Kenbu secara harfiah diterjemahkan sebagai tari pedang. Ini adalah sebuah tari tradisional Jepang yang menggunakan katana dan kipas. Kenbu biasanya diiringi pembacaan puisi dan instrument tradisional Jepang.

Pada masa kekaisaran Jepang dulu, para samurai menampilkan kenbu untuk melatih konsentrasi mental mereka dan melatih kekuatan sebelum berangkat berperang. Penari kenbu menggunakan kostum khusus yang disebut hakama, shiro tasuki dan shiro hachimaki.

Tarian ini mulanya muncul pada zaman Meiji. Raifu Hibino mengajarkan gaya tarian konvensional dengan beberapa gerakan permainan pedang.

Penari kenbu dibagi menjadi beberapa bagian. Ada penari yang bertugas untuk memperagakan gerakan pedang, ada pula penari yang bertugas untuk menyanyikan syair atau puisi. Jumlahnya bermacam-macam. Bisa terdiri dari satu penari atau satu penyanyi. Terkadang bisa dengan dua penari.

2. Geommu Korea

 

Tari pedang Korea adalah salah satu bagian dari kekayaan tradisi yang sangat dipelihara oleh masyakarat. Tarian ini biasanya ditampilkan di kerajaan dan sekarang bisa ditampilkan pada upacara-upacara tertentu di hadapan penonton dari berbagai negara.

Geommu ditampilkan dengan menggunakan kostum khusus.  Gerakan mereka sangat elegan. Mereka menari dengan iringan musik dan menggunakan properti yang disebut kal.

Kal adalah replikasi pedang berukuran sepanjang satu setengah kaki. Pedang replikasi tersebut terlihat seperti pedang asli ketika tertimpa cahaya lampu panggung.

Tari pedang di Korea dikenal karena keanggunan dan keindahan gerakannya. Tarian ini berasal dari masa tiga kerajaan besar di Korea, yaitu Silla, Baekje dan Goguryeo. Ada kisah tragis di balik terbentuknya tari pedang ini.

Dikisahkan zaman dahulu ada seorang anak laki-laki yang bernama Hwang Chang yang berasal dari Silla yang terkenal dengan kemampuan menari pedangnya. Suatu hari diundang oleh raja Baekje untuk tampil. Pendekar pedang itu setuju.

Namun, di tengah penampilannya ia mengeksekusi raja Baekje di hadapan Menteri-menteri kerajaan. Melihat itu, prajurit istana mengepung anak itu dan membunuhnya. Silla kemudian memberikan penghormatan atas kematian anak laki-laki tersebut dengan menciptakan sebuah tarian pedang.

Tarian tersebut menggambarkan kelihaian Hwang Chang dalam menari. Dalam penampilannya, penari Goemmu mengenakan sebuah topeng yang menggambarkan wajah Hwang Chang. Sejak saat itu tarian dinamakan pula sebagai tarian Hwang Chang atau Hwang Chang-mu.

3. Basque - Spanyolinfobloom.com

Spanyol adalah rumah bagi tari pedang. Beberapa wilayah di negara ini mempunyai tradisi tari pedang yang terkenal di dunia. Basque merupakan salah satunya. Penari basque terdiri dari beberapa orang dan masing-masing memegang pedang di tangannya.

Gerakan tarian ini mencakup gerakan akrobatik yang luar biasa yang dilakukan oleh para penari. Para penari memperagakann gerakan pertempuran dengan menggunakan pedang pendek yang terbuat dari kayu.

Mereka mengenakan kostum khusus lengkap dengan baret merah khas yang disebut txapelas. Tari pedang Basque dan tari pedang lainnya yang ada di beberapa bagian semenajung Iberia telah ada sejak abad pertengahan.

Basque masih dilakukan hingga sekarang. Kelompok penari-penari ini adalah peserta lengkap pada festival besar tari pedang internasional yang diadakan di Scarborough dan Whitby sejak tahun 1996 sampai 2004.

4. Gillie Callum - Skotlandia

 

Skotlandia mempunyai beberapa jenis tari pedang dengan formasi dan ragam kisah di baliknya. Namun yang terkenal dari semuanya adalah Gillie Callum. Gillie callum berarti hamba Malcolm. Gillie berasal dari kata gille yang artinya pemuda.

Gillie Callum mengacu pada tarian pedang yang dilakukan oleh seorang penari di atas dua pedang yang diletakan di atas tanah dalam posisi menyilang atau salib. Tarian ini adalah tarian tertua yang ada di skotlandia dan merupakan tarian pedang paling terkenal.

Gillie callum berasal dari Raja Malcolm Canmore yang berhasil mengalahkan Jenderal Macbeth pada pertempuran Dunsinane di tahun 1054. Raja Malcolm meletakan pedangnya di atas musuhnya lalu ia menari untuk merayakan kemenangan tersebut.

Tari pedang dari skotlandia ini melambangkan kemenangan, kebahagiaan dan ketangkasan diri para penari. Ada satu legenda yang mengatakan bahwa para ksatria dari dataran ini melakukan tarian gillie callum untuk memprediksi hasil pertempuran esok harinya.

Jika para ksatria tersebut berhasil menari tanpa menyentuh pedang, maka pertanda kemenangan akan berhasil diraihnya. Jika sebaliknya, para ksatria percaya bahwa mereka akan kalah dalam pertempuran dan bisa tewas terbunuh di medan perang.

5. Razha

Oman Oman adalah sebuah negara yang terletak di semenanjung Arab. Negara ini mempunyai tari pedang yang disebut Razha. Razha dalah tarian tradional dari negara kesultanan Oman yang menggambarkan pertempuran para prajurit Oman masa perang dulu. 

Bagi para laki-laki Oman, pedang adalah sebuah simbol kekuatan. Seiring berjalannya waktu tari pedang menjadi bagian dari sejarah perang zaman dulu.

Di masa kini, pedang tidak lagi merupakan sebuah simbol kekuatan. Namun, ia kini dianggap sebagai sebuah perwujudan penghargaan dan keberanian terhadap tamu negara dan orang penting. Biasanya tarian ini ditampilkan pula pada masa liburan dan acara-acara kebudayaan khusus.

Dalam penampilannya, para penari Razha mengenakan bakaian khusus. Gerakan tarian ini terlihat lincah dan tangguh. Para penari menggerakan pedang mereka seolah sedang bertarung dengan musuhnya, mirip gerakan anggar. 

6. Raghs-E Shamshir Iran

Raghs-E Shamshir atau menari dengan pedang sebenarnya berasal dari Persia zaman dulu, kurang lebih 300 0 tahun yang lalu. Tari pedang ini adalah sebuah hiburan yang dahulu muncul pertama kali di provinsi Baluchistan dan Sistan. 

Tarian ini ditarikan oleh dua orang laki-laki yang memegang pedang dan perisai. Mereka menari gerakan perang dengan diiringi musik khusus yang terdiri dari drum. Mereka menari dengan sangat bersemangat. Saling serang dan saling mempertahankan diri.

Para penari Raghs-E Shamshir mengenakan pakaian khusus yang berwarna putih. Di luarnya ada rompi yang membuat penampilan lebih gagah.

7. Tari Mualang Indonesia

Tak lupa Indonesia pun mempunyai seni tari pedang. Tari pedang ini berasal dari wilayah Kalimantan Barat, namanya Mualang. Seni tari ini milik suku Dayak dan dipentaskan dalam acara tradisional dan ritual khusus.

Tarian ini mulanya dilakukan sebagai cara untuk meningkatkan semangat dan motivasi para ksatria Dayak sebelum melakukan tradisi Mengayau. Tujuan diadakannya tarian ini adalah agar para ksatria ini bertambah yakin dan kuat sehingga mereka mampu menaklukan musuh-musuhnya.

Gerakan tari Mualang sangat atraktif. Para penari terlihat lihai dan cekatan memainkan pedang di tangan mereka. Mereka menggerakan pedang mengikuti alunan musik yang mengiringi penampilan mereka.

Alat musik yang digunakan pada pentas Mualang disebut dengan tebah undup banyur. Namun, terkadang mereka mementaskan dengan alat musik lain yang disebut tebah undup biasa. Tarian Mualang kini biasa ditampilkan pada saat pesta panen atau Gawai Dayak dan pesta Gawai Belaki Bini.

8. Al Ardha Saudi Arabia

Saudi Arabia yang dikenal sebagai negara islam memiliki seni tari tradisional yang sarat akan makna peperangan dan kegagahan. Tari pedang ini berasal dari tradisi Baduy kuno. Tari Al Ardha adalah sebuah tari pedang di mana para penari membawa pendang pendek.

Mereka menari sambil diiringi dengan alat musik tetabuhan yang disebut dengan Al-Sihba dari Hijaz. Di kawasan Mekah, alat musik yang digunakan menggunakan alat musik tiup yang terbuat dari kayu dan gendang tradisional khas arab.

Tarian ini ditampilkan di depan para prajurit sebelum mereka berangkat berperang. Tari pedang dari Arab Saudi ini adalah sebuah pementasan seni tari yang paling terkenal dalam acara kebudayaan Arab.

9. Longsword Dancing Inggris

Tari pedang berikutnya datang dari Inggris. Tarian yang disebut dengan Longsword Dancing ini ditarikan oleh enam atau delapan penari yang berdiri melingkar dengan pedang saling bertautan. Masing-masing penari memegang ujung pedang rekan tarinya.Mereka melakukan gerakan berputar dan saling terikat tanpa memutuskan lingkaran pedang tersebut atau melepaskan pedang sampai klimaks.

Pada klimaks tarian, pedang-pedang akan saling bertautan dan membentuk pola kunci yang nantinya akan diangkat ke atas. Tari pedang ini dipertontonkan pada hari natal dan beberapa hari setelahnya.

Para penari mengenakan kostum tari pedang khusus yang gagah. Masing-masing tim tari pedang biasanya mempunyai kostumyang menggambarkan asal usul kelompok tari mereka.

10. Chhau Dance India  

Tari bagi orang India adalah sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari peribadatan di tempat-tempat suci. Tarian merupakan salah satu kebudayaan yang sudah sangat berkembang. Gerakan tarian India rata-rata enerjik dan ekspresif.

Tarian India seringkali menggambarkan kehidupan sosial masyarakat di sana. Salah satunya adalah tari pedang Chhau.Chhau adalah salah satu tarian tradisional yang popular di India. Asalnya dari wilayah Nilagiri. Gerakan tarian ini sangat elegan sekaligus gagah.

Para penari Chhau terdiri dari dua kelompok besar. Kelompok pertama terdiri dari para penari yang memegang pedang dan perisai, satu sama lain saling menyerang dan menghindar. Mereka mengenakan kostum prajurit.

Kelompok lainnya adalah kelompok pemusik yang mengiringi para penari. kelompok pemusik pada Chhau terdiri dari banyak orang. Mereka biasanya memaiinkan alat musik ritmik seperti Dhola, Dhumsa, Chanchandi dan Mahuri.

Nah, itulah beberapa tari pedang yang ada di dunia. Setiap negara mempunyai kisah dan gambaran tersendiri yang divisualisasikan melalui seni gerak ini. di beberapa negara tari pedang tidak selalu ditarikan oleh laki-laki. Meskipun terkesan maskulin dan melambangkan kegagahan, tari pedang banyak juga yang ditarikan oleh perempuan seperti yang ada di Korea.

Tari pedang saat ini biasa dipertontonkan di acara-acara kebudayaan tertentu atau sebagai upacara penyambutan tamu kenegaraan. Sebagian ada pula yang ditampilkan dalam festival-festival bertaraf internasional.