Skip to main content

Posts

Featured

Sungguh indah, menyebutnya adalah obat bagi hatiku

Ya, cinta menurut psikolog muslim klasik Ibn Qayyim, ditandai dengan perhatian yang aktif pada orang yang kita cintai dan ada kenikmatan menyebut namanya. Ketika menyebut, atau mendengar orang lain menyebut, nama kekasih kita, hati kita bergetar. Tiada yang lebih menyenangkan hati daripada mengingatnya dan menghadirkan kebaikan kebaikannya. Jika ini menguat dalam hati, lisan akan memuji dan menyanjungnya. Seperti itulah orang orang yang mencintai Rasulullah saw. Segera setelah Nabi saw wafat, Bilal tidak mau mengumandangkan adzan. Akhirnya setelah didesak oleh para sahabat, Bilal mau juga. Tapi, ketika sampai pada kata: “Wa asyhadu anna Muhammad …” ia berhenti. Suaranya tersekat di tenggorokan. Ia menangis keras. Nama “Muhammad”, kekasih yang baru saja kembali ke Rabbul Izzati, menggetarkan jantung Bilal. Bilal bukan tidak mau menyebut nama Rasulullah saw. Baginya, Muhammad adalah nama insan yang paling indah. Justru karena cintanya kepada Rasulullah saw, nama beliau sering diingat,

Latest Posts

Dialah sang Kekasih yang diharapkan Syafa’atnya, dari setiap huru-hara yang menimpa

sejarah masuknya agama islam di indonesia