Chapter ini ngetiknya sambil emosi. Kenapa? baca aja terus yaaa haha
Pada tanggal 24 November 2018, aku sama si aa ke pasar Jatinegara buat hunting souvenir.
Kami memang belum ada bayangan mau souvenir yang seperti apa, asal sesuai budget aja.
Sampai di pasar Jatinegara, tepatnya di lantai basement, semua toko menjajakan souvenir yang beragam dari mulai model sampai harganya. Budget untuk souvenir maksimal Rp 3,000 per pcs dan kita beli 700 pcs, artinya Rp 2,100,000 budget yang kami anggarkan. Lumayan buat aku sih 😢
Selama kurang lebih setengah jam muter muter, kita nemu beberapa pilihan, kaya gelas, mangkok sambel, kipas, mangkok ayam. Tapi gatau kenapa (kepengennya si aa sih hehe) jatuh lah pilihan kita ke pouch blacu dengan harga Rp 2,900 per pcsnya.
Sebenernya pengen banget sebut nama toko souvenirnya, tapi gausah lah nanti menimbulkan prahara.
Intinya, aku dan aa sudah DP senilai Rp 1,000,000 dengan nota tertulis barang sudah bisa diambil pertengahan Januari 2019.
Setelah DP, kami pilih-pilih design tulisan di pouchnya dari katalog milik toko souvenir. Karena ga ada bayangan dari awal mau beli pouch, jadi kami belum nyiapin designnya ingin seperti apa, sementara kami pilih sesuai yang ada di katalog, dengan catatan mba mbanya bilang masih bisa diganti designnya, maksimal dua minggu dari hari ini. Soalnya dua minggu pertama dipake buat jahit pouch, setelah itu baru proses percetakan. Tanpa curiga sedikit pun, kami pulang. Tidak sabar ingin membuat design pouchnya.
gambar ini aku dapet dari instagram
Karena suka banget sama designnya yang simple, akhirnya aku minta mba mba toko souvenir nya untuk merubah design aku, jadi seperti ini
design untuk pouchnya nanti
Tanggal 2 Desember 2018, selang 5 hari dari aku DP souvenir, aku chat mba mba untuk minta diganti design. Dia dengan jelas bilang bisa karena memang belum tahap cetak, dan dia minta file yang HiRes agar lebih bagus saat dicetak nanti. Seperti meyakinkan, dan sekali lagi tanpa kecurigaan aku percaya.
Satu bulan berlalu, 27 Desember 2018, belum ada kabar dari pihak souvenir dan aku pun memang belum follow up karena belum waktunya bila sesuai dengan yang tertulis di nota.
Sampai pada tanggal 9 Januari 2019, aku chat untuk menanyakan progress souvenirku. Karena jika sesuai hitungan, seharusnya pertengahan bulan itu jatuh pada tanggal 12-13 Januari 2019.
Dia bales chat aku 'Untuk minggu ini belum bisa kak karena pengambilan minggu ini sudah full. Tapi minggu depan barang kakak sudah ready dan bisa diambil'. Dalam fikiran aku, souvenir sudah jadi hanya tidak terangkut muatan saja. Aku bersyukur dalam hati.
Konfirmasi kembali, pada tanggal 14 Januari 2019 aku chat untuk memastikan kalau tanggal 20 Januari 2019 aku akan ambil souvenirnya, karena meningat minggu depan sudah mepet hari pernikahanku.
Apa jawabanya? *lebay
Ga di bales.
Tanggal 17 Januari 2019 aku chat lagi, mastiin dong. Males banget ya khan kalau udah sampe sana barangnya masih di gudang. Balesannya, lagi tanya orang produksi dan akan info sore ini. Disini aku masih bisa kooperatif, aku minta bantuan dia untuk di follow up karena sudah mepet pernikahan dan sudah lewat deadline (baik banget ya, harusnya aku marah-marah nih disini tapi ga tega).
Sore hari tiba, tidak ada konfirmasi.
Keesokannya, tanggal 18 Januari 2019 aku tembak langsung 'Mba, aku hari minggu tanggal 20 Januari kesana ya ambil souvenir aku, makasih'. Sambil kirim ulang foto nota supaya dia ga lupa kalau dia menjanjikan aku barang sudah bisa diambil di pertengahan Januari.
Dibales dengan 'Maaf kak, aku dapat info untuk minggu ini sudah full pengambilan. Jadi ga bisa diambil weekend'
what the~
Emosi ga? pengen makan mba mba nya engga?
Saking hopelessnya, aku sampe nanya 'terus saya harus gimana mba?', dengan entengnya dia bilang bisa diambil selasa atau rabu. ya Allah, pan aku teh kerja meureuuun (sundanya keluar).
Win win solution, dia nawarin untuk dikirim ke alamat aku hari senin, aku setuju.
Senin, 21 Januari 2019 jam 10 siang aku tanya mau dikirim jam berapa, dia bilang tunggu kurirnya konfirmasi.
Jam 3 sore aku tanya lagi karena kurir belum ngehubungin, dia malah ngasih nomor bosnya minta aku konfirmasi sendiri.
Okaaay, aku telfon bosnya, dia bilang mau dicek dulu. Masih di hari Senin, jam 5 sore aku tanya lagi ke bosnya ini, dan cuma diread. Fine. Aku rapopo, fix barangku gakan dikirim hari ini.
Selasa, 22 Januari 2019 aku chat bosnya, diread, sampai chat ke empat di waktu yang berbeda baru dibales. Dia bilang 'Maaf mba, kalau diambilnya sabtu gimana? tadi saya sudah ke tempat percetakannya, sedang disablon barangnya dan kamis sore baru sampe gudang untuk proses pengemasan'. Allahu, ternyata barangku bukan ga keangkut, tapi belum selesai cetak.
Males debat, aku iyain aja. Kata aa juga gapapa pait-paitnya H-seminggu masih ngambil souvenir.
Dia tanya aku mau ambil di toko (pasar Jatinegara) apa di gudang (Bekasi), aku tanya balik lebih cepet ambil dimana, dia bilang aku suruh cek sendiri lokasinya lebih deket kemana. Masih kooperatif, aku setuju untuk diambil di toko dengan syarat kalau hari sabtu barangnya gada, aku minta DP aku senilai Rp 1,000,000 itu kembali. Dia bilang oke.
Jumat, 25 Januari 2019, jam 8 pagi aku chat bosnya lagi (ga kapok-kapok anaknya hehe), untuk konfirmasi kalau Sabtu tanggal 26 Januari 2019 aku jadi ambil souveni di toko. cuma diread.
Malamnya, sekitar jam 8, dia chat (udah ketebak kan chatnya apa) 'Malam mba, mba maaf souvenirnya diambil minggu siang ya mba. Souvenir sudah jadi tapi belum bisa dikemas takut sablonnya rusak. sampai gudang saya fotoin ya barangnya'
Fix fix fix banget ini toko ga bener. Aku ga percaya banget kalau hari minggu itu souvenir bakal selesai. Tegas aku bilang aku ga bisa nunggu lagi, aku minta uangku kembali. Aku bilang aku akan ke toko hari sabtu buat ambil DP aku. Dia bilang oke. Hobi ya bilang oke oke mulu.
Sabtu, 26 Januari 2019. Aku sudah di kereta menuju pasar Jatinegara, tiba-tiba ada pesan masuk dari si bos souevnirnya 'Mba, bisa diambil barangnya sore ini ya di gudang'. Hhhmm, gueh udah otw ke pasar Jatinegara sekarang eloh bilang gue harus ke gudang yang notabene ada di Bekasi.
Masih coba kooperatif, aku tanya pouch aku udah sampe mana prosesnya dan minta difotokan.
Kalian ingat kan design pouch aku seperti apa?
Jadinya kaya gini. Alig-alig.
Pengen nangis rasanya, untung belum berangkat ke gudang. Designnya salah dong, masih pake design yang lama, padahal aku udah konfirm ganti design dan sudah oke. Kalau memang ga bisa ganti kan dari awal gausah di oke in ga sih? *ngorek-ngorek tanah
Dia minta maaf. Lagi. Dia bilang dia ga diinfo kalau ada penggantian design. Dan ajaibnya, dia bilang bisa ganti design dan tetep jadi hari ini.
Wow, dia bisa cetak 700 pcs pouch ulang dalam waktu kurang dari satu hari. Terus dua bulan lalu ngapain aja dooong? helloooow.
Akhirnya, aku tetep gamau. Aku minta uang kembali. Aku samperin tokonya, dan Alhamdulillah bisa, mba mba souvenirnya ngasih uangnya dengan enteng, kayak yang udah biasa gitu customer minta duit balik. Hm.
Duh ini panjang banget ya, ada yang baca gak ya? haha
Uang sudah didapat, aku meluncur ke pasar Anyar Bogor, karena ibuku udah nungguin disana untuk nyari souvenir yang ready stock saja.
Ujung-ujungnya, souvenir aku jadi mangkok sambel, campur campur modelnya yang penting jumlahnya 700 pcs.
ini packagingnya
Akhirul kata, alhamdulillah. Selesai juga drama souvvenir pernikahan aku. Cape. Ngetiknya 😂
|
eloktavia |