Tuesday, January 29, 2019

Chapter 7 - Mahar

30 Januari 2019.
H - 3 dari hari bersejarah aku yeay.

Di chapter ini bahasnya ga sedih-sedih emosi kaya chapter sebelumnya kok. Karena aku mau bahas sesuatu yang menyenangkan, yaitu mahar. Mahar atau mas kawin ini yang nantinya akan disebut wali nikah ketika ijab kabul, jadi saran aku, mas kawinnya yang gampang disebut ya. Kasian ayah kita nanti susah ngomongnya 😆

Gada syarat khusus untuk sebuah mahar, setau aku sih yang penting 'bernilai' ya. Karena sebaik-baiknya wanita adalah yang merendahkan maharnya (mudah-mudahan aku termasuk golongan wanita tersebut aamiin), juga karena aku tau aa sama keluarga udah keluar dana banyak untuk pernikahan ini. Jadi mahar yang aku minta itu berupa uang, dengan nominal sesuai tanggal pernikahan kita, Rp 222,019.

Gampang kan? yang agak susah paling cari uang 19 rupiahnya hehe. Tapi di jaman serba online kaya gini mah, kita beli di shopee juga banyak kok. jangan syedih.

Karena dari awal aa tau aku suka hias-hias sendiri (almost anything), aa beliin aku frame yang lucu banget buat diisi mahar.


lucu kan? iya kan?

Frame ini jenis 3D atau pop up gitu, jadi cocok buat hias mahar. dan latar kayunya itu loh rustic banget, jadi sesuai tema aku. yeay. aa baik.

uang 19 rupiah beli di tokopedia

Aku bilang sama aa, kalau mahar itu harus dari uang cowonya semua, ga boleh ditalangin dulu sama si cewe (becanda), jadi uang 19 rupiahnya juga aa cari sendiri di tokopedia terus dikirim ke aku.

Langsung aja aku bahas ya hias maharnya, dan ini bahan yang diperlukan pertama.

paper doilies

Dia lagi dia lagi. Aku suka paper doilies karena bentuknya lucu buat hiasan, dan aku punya stock banyak juga sih kebetulan hehe.
Langkah pertama, lipat paper doilies seperti gambar di bawah ini.

lipat menjadi dua bagian

rekatkan di frame. ini aku pake lem tembak

Setelah paper doilies direkatkan ke frame, siapkan uang maharnya, disusun sedemikian rupa.

aku mulai dari uang 1 rupiah sebanyak 4 lembar

ditumpuk dengan uang Rp 100,000 dua lembar dan Rp 20,000 satu lembar.

Uang pecahan Rp 100,000 dan Rp 20,000 dilipat dua agar tidak terlalu panjang, dan agar terlihat penuh. Buat yang belum kebayang, aku niatnya mau buat semacam bouquet bunga ya.

nah kalau ditutup seperti ini.

FYI itu uang Rp 10 rupiah dan Rp 5 rupiahnya aku gulung terus ditaro di pinggirannya. Soalnya warna uangnya ga begitu kece kalau dipajang hehe. Ohya sama ada uang Rp 2,000 an itu di balik paper doilies, warnanya abu sih ga menarik 😃

supaya nuansa bouquetnya terasa beri tambahan daun dan bunga artific

ial

kurang lebih seperti ini. tambahan kembali jika dirasa kurang 'penuh'

tutup paper doilies, rekatkan dengan lem tembak

siapkan inisial nama. pesen dimana? di shopee dong hehe

pasang di bagian bawah paper doilies. tambahkan daun artificial

terakhir, tambahkan nominal maharnya

rekatkan seperti ini. aku tambah bunga lagi di bouquet supaya lebih syantik


Tadaaaaa, jadi deh bouquet mahar 3D buatan sendiri. 

Banyak yang bilang, sempet-sempetnya bikin beginian padahal udah H-3. Buat netijen yang gatau, yang gini-gini buat aku bisa ngurangin ketegangan, daripada mikirin yang besar-besar melulu, ngebul nanti otaknya hehe.

Dan karena aku emang suka, jadi yaaa kepuasan tersendiri gitu 😊
yang mau dibuatin juga, sok atuh bilang sama aku, kalau aku sempet dan ada bahannya dengan senang hati looh mau bikinin.

Sampai ketemu lagi after menikah yaaa hehe. Doain.



eloktavia






Sunday, January 27, 2019

Chapter 6 - (Drama) Souvenir

Chapter ini ngetiknya sambil emosi. Kenapa? baca aja terus yaaa haha


Pada tanggal 24 November 2018, aku sama si aa ke pasar Jatinegara buat hunting souvenir.
Kami memang belum ada bayangan mau souvenir yang seperti apa, asal sesuai budget aja.

Sampai di pasar Jatinegara, tepatnya di lantai basement, semua toko menjajakan souvenir yang beragam dari mulai model sampai harganya. Budget untuk souvenir maksimal Rp 3,000 per pcs dan kita beli 700 pcs, artinya Rp 2,100,000 budget yang kami anggarkan. Lumayan buat aku sih 😢

Selama kurang lebih setengah jam muter muter,  kita nemu beberapa pilihan, kaya gelas, mangkok sambel, kipas, mangkok ayam. Tapi gatau kenapa (kepengennya si aa sih hehe) jatuh lah pilihan kita ke pouch blacu dengan harga Rp 2,900 per pcsnya.

Sebenernya pengen banget sebut nama toko souvenirnya, tapi gausah lah nanti menimbulkan prahara.
Intinya, aku dan aa sudah DP senilai Rp 1,000,000 dengan nota tertulis barang sudah bisa diambil pertengahan Januari 2019.

Setelah DP, kami pilih-pilih design tulisan di pouchnya dari katalog milik toko souvenir. Karena ga ada bayangan dari awal mau beli pouch, jadi kami belum nyiapin designnya ingin seperti apa, sementara kami pilih sesuai yang ada di katalog, dengan catatan mba mbanya bilang masih bisa diganti designnya, maksimal dua minggu dari hari ini. Soalnya dua minggu pertama dipake buat jahit pouch, setelah itu baru proses percetakan. Tanpa curiga sedikit pun, kami pulang. Tidak sabar ingin membuat design pouchnya.



gambar ini aku dapet dari instagram

Karena suka banget sama designnya yang simple, akhirnya aku minta mba mba toko souvenir nya untuk merubah design aku, jadi seperti ini

design untuk pouchnya nanti

Tanggal 2 Desember 2018,  selang 5 hari dari aku DP souvenir, aku chat mba mba untuk minta diganti design. Dia dengan jelas bilang bisa karena memang belum tahap cetak, dan dia minta file yang HiRes agar lebih bagus saat dicetak nanti. Seperti meyakinkan, dan sekali lagi tanpa kecurigaan aku percaya.

Satu bulan berlalu, 27 Desember 2018, belum ada kabar dari pihak souvenir dan aku pun memang belum follow up karena belum waktunya bila sesuai dengan yang tertulis di nota.

Sampai pada tanggal 9 Januari 2019, aku chat untuk menanyakan progress souvenirku. Karena jika sesuai hitungan, seharusnya pertengahan bulan itu jatuh pada tanggal 12-13 Januari 2019. 
Dia bales chat aku 'Untuk minggu ini belum bisa kak karena pengambilan minggu ini sudah full. Tapi minggu depan barang kakak sudah ready dan bisa diambil'. Dalam fikiran aku, souvenir sudah jadi hanya tidak terangkut muatan saja. Aku bersyukur dalam hati.

Konfirmasi kembali, pada tanggal 14 Januari 2019 aku chat untuk memastikan kalau tanggal 20 Januari 2019 aku akan ambil souvenirnya, karena meningat minggu depan sudah mepet hari pernikahanku.

Apa jawabanya? *lebay

Ga di bales.

Tanggal 17 Januari 2019 aku chat lagi, mastiin dong. Males banget ya khan kalau udah sampe sana barangnya masih di gudang. Balesannya, lagi tanya orang produksi dan akan info sore ini. Disini aku masih bisa kooperatif, aku minta bantuan dia untuk di follow up karena sudah mepet pernikahan dan sudah lewat deadline (baik banget ya, harusnya aku marah-marah nih disini tapi ga tega).

Sore hari tiba, tidak ada konfirmasi.

Keesokannya, tanggal 18 Januari 2019 aku tembak langsung 'Mba, aku hari minggu tanggal 20 Januari kesana ya ambil souvenir aku, makasih'. Sambil kirim ulang foto nota supaya dia ga lupa kalau dia menjanjikan aku barang sudah bisa diambil di pertengahan Januari.

Dibales dengan 'Maaf kak, aku dapat info untuk minggu ini sudah full pengambilan. Jadi ga bisa diambil weekend'
what the~ 

Emosi ga? pengen makan mba mba nya engga?

Saking hopelessnya, aku sampe nanya 'terus saya harus gimana mba?', dengan entengnya dia bilang bisa diambil selasa atau rabu. ya Allah, pan aku teh kerja meureuuun (sundanya keluar).
Win win solution, dia nawarin untuk dikirim ke alamat aku hari senin, aku setuju.

Senin, 21 Januari 2019 jam 10 siang aku tanya mau dikirim jam berapa, dia bilang tunggu kurirnya konfirmasi. 
Jam 3 sore aku tanya lagi karena kurir belum ngehubungin, dia malah ngasih nomor bosnya minta aku konfirmasi sendiri.

Okaaay, aku telfon bosnya, dia bilang mau dicek dulu. Masih di hari Senin, jam 5 sore aku tanya lagi ke bosnya ini, dan cuma diread. Fine. Aku rapopo, fix barangku gakan dikirim hari ini. 

Selasa, 22 Januari 2019 aku chat bosnya, diread, sampai chat ke empat di waktu yang berbeda baru dibales. Dia bilang 'Maaf mba, kalau diambilnya sabtu gimana? tadi saya sudah ke tempat percetakannya, sedang disablon barangnya dan kamis sore baru sampe gudang untuk proses pengemasan'. Allahu, ternyata barangku bukan ga keangkut, tapi belum selesai cetak.

Males debat, aku iyain aja. Kata aa juga gapapa pait-paitnya H-seminggu masih ngambil souvenir.
Dia tanya aku mau ambil di toko (pasar Jatinegara) apa di gudang (Bekasi), aku tanya balik lebih cepet ambil dimana, dia bilang aku suruh cek sendiri lokasinya lebih deket kemana. Masih kooperatif, aku setuju untuk diambil di toko dengan syarat kalau hari sabtu barangnya gada, aku minta DP aku senilai Rp 1,000,000 itu kembali. Dia bilang oke.

Jumat,  25 Januari 2019, jam 8 pagi aku chat bosnya lagi (ga kapok-kapok anaknya hehe), untuk konfirmasi kalau Sabtu tanggal 26 Januari 2019 aku jadi ambil souveni di toko. cuma diread.

Malamnya, sekitar jam 8, dia chat (udah ketebak kan chatnya apa) 'Malam mba, mba maaf souvenirnya diambil minggu siang ya mba. Souvenir sudah jadi tapi belum bisa dikemas takut sablonnya rusak. sampai gudang saya fotoin ya barangnya'

Fix fix fix banget ini toko ga bener. Aku ga percaya banget kalau hari minggu itu souvenir bakal selesai. Tegas aku bilang aku ga bisa nunggu lagi, aku minta uangku kembali. Aku bilang aku akan ke toko hari sabtu buat ambil DP aku. Dia bilang oke. Hobi ya bilang oke oke mulu.

Sabtu, 26 Januari 2019. Aku sudah di kereta menuju pasar Jatinegara, tiba-tiba ada pesan masuk dari si bos souevnirnya 'Mba, bisa diambil barangnya sore ini ya di gudang'. Hhhmm, gueh udah otw ke pasar Jatinegara sekarang eloh bilang gue harus ke gudang yang notabene ada di Bekasi. 
Masih coba kooperatif, aku tanya pouch aku udah sampe mana prosesnya dan minta difotokan.

Kalian ingat kan design pouch aku seperti apa?

Jadinya kaya gini. Alig-alig.

Pengen nangis rasanya, untung belum berangkat ke gudang. Designnya salah dong, masih pake design yang lama, padahal aku udah konfirm ganti design dan sudah oke. Kalau memang ga bisa ganti kan dari awal gausah di oke in ga sih? *ngorek-ngorek tanah

Dia minta maaf. Lagi. Dia bilang dia ga diinfo kalau ada penggantian design. Dan ajaibnya, dia bilang bisa ganti design dan tetep jadi hari ini.

Wow, dia bisa cetak 700 pcs pouch ulang dalam waktu kurang dari satu hari. Terus dua bulan lalu ngapain aja dooong? helloooow.

 Akhirnya, aku tetep gamau. Aku minta uang kembali. Aku samperin tokonya, dan Alhamdulillah bisa, mba mba souvenirnya ngasih uangnya dengan enteng, kayak yang udah biasa gitu customer minta duit balik. Hm.

Duh ini panjang banget ya, ada yang baca gak ya? haha

Uang sudah didapat, aku meluncur ke pasar Anyar Bogor, karena ibuku udah nungguin disana untuk nyari souvenir yang ready stock saja.




Ujung-ujungnya, souvenir aku jadi mangkok sambel, campur campur modelnya yang penting jumlahnya 700 pcs. 



ini packagingnya

Akhirul kata, alhamdulillah. Selesai juga drama souvvenir pernikahan aku. Cape. Ngetiknya 😂



eloktavia















Sunday, January 13, 2019

Chapter 5 - Undangan Pernikahan


Halo, di kesempatan kali ini, aku mau cerita sedikit aja ya. Mumpung lagi free sama lagi ada bahan he he. Jadi aku mau cerita soal undangan pernikahan aku.

Aku sama si aa itu suka yang simple jadi kami mutusin buat pilih undangan pernikahan yang simple juga. Dan karena kita menyayangkan undangan mahal yang nantinya akan berakhir di tempat sampah, makanya kita juga pilih undangan model biasa yang soft cover. Jadi kalau dibuang ga nyesek-nyesek banget ya kan 👀

Dimana bikin undangannya?
Kita dapet tempat percetakannya itu dari instagram, ada beberapa sahabat juga yang udah pake jasa percetakan ini. sebut nama aja ya, yaitu @tintaundangan

Ini dia instagramnya, kalian bisa cek cek sendiri yang kepo kaya gimana aja design dan model undangan yang ada disana.

Pertama yang kita lakuin adalah, cek harga. Ini price listnya si @tintaundangan untuk model soft cover (harga per 2018, katanya sih 2019 bakal naik)

aku pilih yang jumlah undangan 700 

Pesen disini, aku dapet plastik, sticker label nama, thanks card, terus aku nambah lagi untuk kupon photoboothnya, kalau ga salah nambah Rp 100 per pcs nya.

Udah cocok sama harga, kemudian aku pilih design. Awalnya mau design sendiri, tapi kok ya mager banget hahaha dan minta tolong temen juga gaenak, akhirnya kita pilih template yang sudah ada di @tintaundangan.

ini contoh template nya

Setelah selesai pilih design, kita bayar DP 50%, tunggu jadi, dan foila! undangan sudah sampai di rumah yippiii ga perlu ribet ambil-ambil undangan di tempat percetakan deh. Tapi, masalah undangan pernikahan ga berjalan mulus ya.

Saran dari aku, sebaiknya netijen beli dulu sample dari si @tintaundangan, supaya bisa lihat fisiknya langsung, karena punyaku (menurutku) warna di template sama warna fisiknya kurang sama huhu

ini design di instagram

ini aslinya

Kalau kalian liat ga bedanya? aku sih liat banget. Jadi eskpektasi aku itu warnanya cokelat banget dan agak terang. Sedangkan aslinya warnanya agak redup, apa ya, kurang bright gitu. ya itu sih salahnya, terlalu berekspektasi 😆. But overall masih tetep bagus kok dan malah jadi lebih rustic sesuai tema pernikahan kita.

Supaya undangannya ga simple-simple banget, aku kasih sedikit pemanis dari doilies paper, atau alas kue.  


dilipat jadi dua bagian

ditaro di bagian bawah

Tadinya mau ditaro dua di kanan dan kiri tapi ternyata kurang bagus karena nutupin nama Elfrida & Hendarnya

bungkus plastik

Karena plastiknya udah dikasih dari @tintaundangan, jadi aku ga perlu repot beli plastik yang ukurannya sesuai. Alhamdulillah

siapin label nama undangan

Label nama undangan ini aku ga cetak sendiri, soalnya aku mau pake yang labelnya transparant. Supaya lucu aja gitu (?)


nih kalau diliat lebih dekat, labelnya ga nutupin doilies paper

ohya, ga semua undangan aku giniin ya, cuma 200 pcs aja yang buat aku dan si aa.
kalau yang buat tamu orangtua ga diapa-apain, bukanya pilih kasih, tapi pegel tjoy hahaha



Kebayang kan 200 pcs? lumayan juga, sendirian lagi ngerjainnya. Si aa cuma nyemangatin doang huhu. Ngeselin ya. Untung sayang


eloktavia




Wednesday, October 24, 2018

Chapter 4 - Backdrop Lamaran

Siapa yang udah nunggu chapter 4?
ga ada ya? eh


Mengingat hari ini adalah H - 3 hari sebelum aku lamaran, aku mau bahas lagi sesuatu yang dibutuhin buat acara ini. Tapi netijen jangan bayangin lamaran yang wah wah kaya gitu ya sampe harus sewa venue, kursi, mic, catering, dan semua perintilan lainnya. Lamaran aku cuma di rumah aja, isinya keluarga terdekat banget, gelar karpet, dan masak sendiri 😁

Ibu pengen banget lamaran ini sakral, dan ada doa bersamanya karena udah jadi adat di daerahku. Tapi ya teteup ya aku pengennya ada sesuatu yang bisa dikenang, kaya dokumentasi. Nah makanya aku inisiatif untuk bikin backdrop lamaran sendiri (DIY ceunah), dan itu pun baru bisa foto-foto setelah yang sakral-sakralnya selesai (aku rapopo yang penting ada foto huhu).

Netijen ada bayangan gak sih mau backdrop kaya apa buat lamaran kalian nanti?
Sebenernya aku banyak banget referensi pengen yang kaya apa, tapi karena keterbatasan waktu dan budget jadi aku bikin yang sederhana.

sederhana banget kan, udah gitu kameranya jelek nih pas moto ini maapin ya hehe


Langsung aja aku jelasin step by step bikin backdrop ini ya, caranya juga gak kalah sederhana yang penting bahan-bahannya ada 😊. Bahan utamanya adalah si hula hoop itu sendiri, yang aku dapet dari salah seorang sahabat. Dulu waktu dia lamaran, si dekornya ini pake hula hoop, jadi aku daur ulang deh hehehe

hula hoop diameter 70 cm kurang lebih


siapin pita yang warnanya cocok, disini adanya warna hijau dan kebetulan cocok hehe



Bungkus hula hoop dengan pita sampai tertutup

Ambil selembar kain, kalau bisa kainnya yang satin supaya warnanya bagus aja hehe 
dan ini aku pake kerudung yang jarang aku pakai ya

Kain ini aku pakai buat nutupin setengan hula hoopnya


Jahit kain yang sudah disematkan jarum pentul ke hula hoop, jahit sepanjang pinggiran kain

Jika sudah dijahit, tarik kain seperti ini supaya membentuk seperti tirai

Tali dengan kawat atau apapun yang bisa netijen gunakan #apasih

setelah selesai membentuk tira, siapkan daun rambat. 
Ini aku beli di shopee harga Rp 3,000 per meternya

tali ini aku lilitin ke sepanjang hula hoop yang tidak tertutup tirai

pakai solatip bening 

setelah selesai, hasilnya seperti ini

supaya lebih cantik kaya yang bikin (huek), siapin bunga artificial

Sematkan di tengah tirai, lilit dengan kawat, seperti ini

Ambil sisaan pita hijau, tambah renda. buat ukuran yang sama

Pita-kan seperti ini. Selain untuk mempercantik, juga untuk menutupi kawatnya

Ini hasil akhirnya untuk satu hula hoop. buat satu hula hoop lagi dengan step yang sama.
hanya posisi tirai nya dibuat berlawanan.


Selesai membuat hula hoop, next kita akan buat mmm apa ya namanya, kain backdropnya.
Backdropnya aku pakai kain tile yang aku beli di shopee (ini kayaknya semua bahan dapetnya di shopee ya haha). Kain tile ini nantinya akan aku gunakan lagi untuk hiasan kotak seserahan pas acara nikah (nanti aku share lagi, pasti 😉)

Kain tile yang aku pakai itu kurang lebih 8 meter, yang aku bagi jadi 4 bagian masing-masing panjang 2 meter. 

ini cuma contoh kain tile, siapa tau ada netijen yang kurang tahu hehe

ini adalah pengait untuk gorden yang aku ambil dari perkakas di dapur

Sematkan pengait ke kain tile

beri jarak sekitar 10 cm per pengaitnya. 
bayangkan netijen seperti akan memasang gorden rumah

angkat, dan pasang ke tali.

Aku pakai pita hijau karena masih sisa banyak. pita hijaunya udah aku paku ya di tembok. maaf ga kefoto ternyata.

setelah dipasang, rapikan kain tile agar menutupi tembok

seperti ini kurang lebih, sekali lagi aku minta maaf ya fotonya gak HD hiks
luruskan pita hijaunya agar tidak melengkung seperti gambar di atas.

Pasang deh hula hoopnya pakai paku

dan satu bagian hula hoop lainnya, ditumpuk seperti ini.


Gimana?
Gampang kan sebenernya, asal satu hal, 'niat' hehe.
yang bikin aku semangat bikin ginian adalah, aku tau kalau aku beli sendiri jadi atau pakai jasa dekor itu mahal loh, buat calon manten hemat kaya aku hehe.
Dan kalau bikin paper flower yang lagi hits sekarang, itu menurutku malah lebih PR lagi, gak kebayang butuh waktu berapa lama hehe.
Jadi aku ambil yang sederhana aja kaya gini.

Aku lamaran tanggal 28 Oktober 2018 insyaAllah doain ya.
Nanti aku update lagi pas foto lamaran di backdrop dan ini dan pakai kamera bagus.
Aku juga ga pakai jasa fotografi, cukup pinjem kamera sahabat yang lain lagi (sahabat aku baik-baik ya) dan berdayarkan keluarga buat ambil fotonya hehe.

Dan aku juga minta maaf kalau chapter 4 masih berantakan, dari segi tulisan atau foto soalnya aku sekarang lagi dinas di Lembang dan mepet waktu lamaran. dan ada juga beberapa sahabat yang nagih chapter 4 hehe alhamdulillah ada yang baca ternyata 😂😂😂

*update
alhamdulillah lamarannya lancar, yg kepo foto2nya ini aku kasih 😁




 




Sekian, sampai jumpa di chapter 5 !




eloktavia